Setting Ergonomi Motor

Kita memilih alat transportasi sepeda motor biasanya beralasan lebih irit dan lebih cepat sampai karena bisa selap-selip dan masuk gang atau jalan sempit. Namun demikian, lalu lintas yang makin hari makin padat dan semrawut di jam-jam sibuk atau rush hours terutama diwilayah Jabodetabek bikin kita stress. Berangkat kerja atau sekolah atau aktivitas lainnya mesti lebih awal. Pulang pun tak terprediksi kapan sampainya. Motor yang diandalkan jadi solusi hadapi kemacetan, malah terkadang ikut terjebak antre nyelip di antara barisan roda empat.

Kalau macetnya tak terhindarkan, desak-desakan, lama, yang ada badan kita sakit-sakit sesampai tujuan. Ada rekan dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Bang Jusri Pulubuhu memberi saran supaya motor nyaman diajak menghadapi dan menerobos kemacetan. “Ubah ergonomi motor, ini bisa dilakukan secara individual.” Ujarnya. Tergantung bikers gimana posisi yang dianggap nyaman.

TUAS REM DAN KOPLING

Ada bikers, terutama penunggang tipe sport atau kopling manual mengubah posisi handel. Sudut tuas rem atau kopling lebih dibuat ke atas. Padahal ini sebenarnya tidak nyaman. Posisi ini membuat otot trisep bekerja. Pada keadaaan normal justru otot bisep yang bekerja. “Efeknya, selain kekuatan tangan berkurang juga bisa bikin cepat lelah dan konsentrasi berkurang,” sebut Jusri.

SETANG

Ganti setang model jepit perlu dipertimbangkan lagi. Terlebih jika dilakukan sekedar kejar tampilan atau gaya bungkuk layaknya pembalap. Bukan untuk mendukung kenyamanan. Jelas ini berpengaruh pada ergonomi. Semakin tegak dan sejajar setang, makin nyaman buat berkendara. Model ini cocok buat city turing yang butuh banyak manuver di tengah kemacetan.

POSISI RIDING

Sebisa mungkin bobot tubuh ditopang atau bertumpu pada otot yang paling besar di tubuh, yaitu pada tangan dan kaki. Juga ketika berkendara. Enggak ada salahnya mengembalikan posisi shock depan pada ketinggian standar. Selain lebih sejajar, badan pun tidak gampang lelah. Karena berat tubuh nggak lagi ditopang tangan, terlebih ketika mengerem. Porsi yang diterima harusnya seimbang.

GIR

Sepertinya, menaikan gir belakang sekitar dua mata bisa jadi pertimbangan proses Stop and Go tidak membuat motor jadi ngeden dan boros bensin. Konsekuensinya, top-speed jadi berkurang di trek lurus. “Tapi sebelum mengubah gir, pertimbangkan juga soal power to weigth ratio. Jangan sampai salah ubah gir,” saran Paulus Suwandi yang pernah menjadi Training Instructor R2 PT Indomobil Niaga International (IMNI). “Mengubah sesuatu, perlu pertimbangan matang,” tambah Paulus.


Sebaiknya memang memodifikasi motor bukan cuma karena ingin tampil dan terlihat keren. Yang ada malah bikin repot. Yang penting kelayakan dan kenyamanannya kita rasakan. Kan yang pake kita sendiri, bukan orang lain...
Written by admin (Roda Dua)

Undangan Pernikahan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Undangan Resepsi Pernikahan :

Rinaldi (Bro Aldy-HMPC Jakarta) & Lia Anggraeni

Minggu, 2 Agustus 2009
Pukul : 11.00 s/d 13.00 WIB
Bertempat : Aula H.S. Djajoesman (Direktorat Lalu Lintas Polri)
Jl. MT. Haryono Kav. 37-38 Pancoran, Jakarta Selatan

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Diharapkan kehadiran temen-temen HMPCI khususnya Chapter Jakarta dan akan dibahas kembali pada saat Kopdar Wajib tanggal 1 Agustus 2009
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...